Minggu, 13 November 2011

18 Pemain Aceh Pulang Dari Paraguay

Berlatih sejak 2008, tim Aceh yang menimba ilmu sepakbola di Paraguay telah kembali ke Tanah Air.

Menurut keterangan guru pendamping tim Aceh Mirza Afuady yang dihubungi GOAL.com Indonesia, rombongan tim menghabiskan dua hari perjalanan dan telah mendarat di Jakarta pada 11 November 22:50 WIB.

Mirza mengurai selama latihan di Paraguay, tim ini dilatih oleh pelatih teknik asal Argentina, Luis Sosa dan dua orang asistennya asal Paraguay.

Para pelatih ini, lanjut Mirza, juga akan ikut ke Indonesia untuk mendampingi  anak-anak Aceh dalam pertandingan uji coba dengan klub-klub lain. Dia menyebutkan, selama kurang lebih tiga tahun belajar di Paraguay, sudah banyak ilmu yang didapat anak-anak dan harapannya bisa digunakan untuk kemajuan sepakbola Aceh dan Indonesia.

"Kalau dari sisi skill anak-anak sudah berkembang dan pola permainan mengadopsi gaya Amerika Latin," ungkap Mirza.

Dia menambahkan, awal kali berangkat ke Paraguay semua tim diperkuat 30 pemain.

"Kemudian bulan April 2011 sudah ada yang dipulangkan 12 orang. Kebanyakan atlet yang dipulangkan karena cedera. Jadi hanya tinggal 18 pemain yang ada di Paraguay dan ikut pulang," bebernya.

Selama di Paraguay, para pesepakbola dilatih dan kemudian dipantau dan sudah memperkuat beberapa klub Paraguay baik itu dari Primera División (divisi 1), División Intermedia (divisi 2), Primera de Ascenso (divisi 4) dan Segunda de Ascenso (divisi 5).

Dari yang 12 pemain itu juga, satu di antaranya sempat masuk timnas U-19 Piala AFF 2011. Tim tersebut diambil dari tim Aceh yang merupakan juara di Arafura Games 2011 di Australia. Dari 12  pemain yang diseleksi untuk memperkuat timnas, hanya satu yang terpilih.

Pemain-pemain Aceh di Paraguay masih dalam usia pelajar setara SMA, itulah sebabnya mereka juga didampingi guru pendamping Mirza Afuadi. Mereka pertama kali berangkat 8 Agustus 2008. Pemerintah Provinsi Aceh telah mengalokasikan dana sekitar Rp45 miliar untuk mendanai pembinaan sebanyak 30 atlet sepakbola remaja usia 15 tahun ke bawah selama tiga tahun di Paraguay. (gk-38)


Berikut daftar pemain Aceh yang pulang ke Indonesia, diurut berdasarkan klub yang telah diperkuat selama berguru di Paraguay:

Cerro Porteño(klub Divisi 1 Paraguay)
Zikri Akbar

Zikri Akbar
8 Mei 1992
Striker
Rahmanuddin

Rahmanuddin
13 Maret 1993
Penjaga Gawang
Fernando de la Mora
(klub Divisi 2 Paraguay)
Muarrif

Muarrif
20 Maret 1993
Bek
Jalwandi

Jalwandi
13 Februari 1993
Striker
Taufiq Aqsa

Taufiq Aqsa
18 Januari 1994
Gelandang
Bryan Muharram

Bryan Muharram
2 Juli 1992
Gelandang
1º de Marzo (klub Divisi 4 Paraguay)
Randy Risky

Randy Risky
13 Februari 1993
Bek
Atlántida (klub Divisi 4 Paraguay)
Hadina Rivaldi Diaz

Hadina Rivaldi Diaz
27 April 1994
Penjaga Gawang
Dede Ramadhan

Dede Ramadhan
20 Maret 1993
Gelandang
Teuku Muhammad Iqbal Alfajri

T. M. Iqbal Alfajri
19 Desember 1992
Bek
Syahrizal

Syahrizal
2 Oktober 1993
Bek
12 de Octubre
(klub Divisi 5 Paraguay)
Rahmat Maulana

Rahmat Maulana
10 April 1993
Bek
Andri Muliadi

Andri Muliadi
26 Februari 1993
Bek
Nendi Fadriansyah

Nendi Fadriansyah
28 Maret 1993
Bek
Firdaus Ramadhan

Firdaus Ramadhan
6 Maret 1993
Bek
Imanda Putra

Imanda Putra
10 Oktober 1993
Bek
Muhammad Lirival Andrea

Muhammad Lirival Andrea
20 Oktober 1993
Striker
Ahmad Agung Fauzan

Ahmad Agung Fauzan
12 Desember 1992
Gelandang

Casillas Catat Kemenangan




Spanyol memang dikalahkan Inggris 0-1 dalam laga ujicoba di Stadion Wembley, dini hari tadi. Tapi, kiper Spanyol, Iker Casillas, malah mencatat 'kemenangan' tersendiri.

Kiper Real Madrid ini menyamai rekor penampilan terbanyak di Tim Matador milik Andoni Zubizarreta dengan 126 caps. Uniknya, Zubizarreta
juga kiper. "Saya tak bisa bilang apa-apa ketika rekan setim, pelatih dan federasi mengucapkan selamat," kata Casillas kepada Tribalfootball.
"Saya tak biasa membicarakan rekor. Tapi, sejak lama saya yakin akan mencatat rekor bersama Timnas Spanyol. Saya bangga kini bisa menyamai rekor Zubizarreta. Saya ingat berapa lama mengawal gawang. Itu semua hanya bisa dicapai lewat kerja keras."

Tentu saja, kebahagiaan Casillas tak terlalu lengkap karena Spanyol kalah. Kiper 30 tahun ini pun mengeluhkan ketidakberuntungan timnya meski banyak menguasai bola (possession). Apalagi, tendangan David Villa sempat membentur mistar gawang Inggris.

"Sayangnya, kami kalah," lanjut Casillas. "Ini terasa pahit karena menurut opini saya, kami tak latak kalah. Kami menciptakan lebih banyak peluang dibandingkan Inggris yang hanya mengandalkan bola-bola mati."

Tapi, Casillas mengakui laga ini memang sulit bagi Spanyol. Karena para pemain Inggris terlihat bekerja keras, terus berlari. Gaya Inggris itu benar-benar menyulitkan Spanyol.

REKOR PENAMPILAN DI TIMNAS SPANYOLAndoni Zubizarreta (1985–1998) 126 kali
Iker Casillas (2000–kini) 126     
Xavi Hernandez (2000–kini) 106
Raul Gonzalez (1996–2006) 102
Carles Puyol (2000–kini) 97    
Xabi Alonso (2003–kini) 91    
Fernando Torres (2003–kini) 90
Fernando Hierro (1989-2002) 89
Jose Antonio Camacho (1975–1988) 81
David Villa (2005–kini) 81
Sergio Ramos (2005–kini) 81

Franklin Bungkam Kritik setelah Raih Emas


Franklin Ramses Buruni (Haryanto Tri Wibowo/VIVAnews)

Peraih medali emas 100 meter putra SEA Games 2011, Franklin Ramses Buruni, mengaku puas bisa membungkam kritikan. Franklin juga memberi masukan kepada PB Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PASI).

Nama Franklin sebenarnya sempat didegrdasi PASI di tengah-tengah persiapan menuju SEA Games 2011. Pasca-kegagalan di Kejuaraan Asia di Kobe, Jepang, Franklin sempat didegradasi karena prestasi yang kurang memuaskan.

Franklin mengaku saat itu prestasinya menurun karena cedera lutut. Namun, pihak PASI tetap mendegradasi. Franklin pun baru kembali pada Oktober 2011 atau kurang dari dua bulan sebelum SEA Games 2011 dimulai.

Keberadaan Franklin juga sempat dianggap tidak mampu menggantikan peran Suryo Agung Wibowo yang memilih untuk absen di SEA Games 2011. Tapi, Franklin sukses membungkam kritikan dengan meraih medali emas di nomor 100 meter putra.

"Terima kasih kepada Tuhan, karena sempat ada sedikit pengurus PASI yang tidak percaya kepada saya beberapa bulan lalu. Tapi, saya bisa buktikan di ajang SEA Games ini," ujar Franklin.

Franklin pun kemudian memberikan masukan kepada pihak PASI. Franklin meminta PASI untuk tidak terburu-buru dalam mencoret atlet.

"Harapan saya agar PASI tidak cepat mengambil keputusan dalam mendegradasi atlet. Karena ada beberapa hal yang menyebabkan atlet turun prestasinya. Jadi pesan saya jangan terburu-buru mendegradasi atlet."

Franklin sendiri mengaku kehilangan dengan absennya Suryo Agung di SEA Games 2011. Padahal dengan adanya Suryo, maka Franklin menganggap Indonesia memiliki tim estafet yang kuat.

"Saya menyesal karena dia tidak bisa bantu kami di tim estafet. Saya punya target di SEA Games, dia bisa bergabung pada tim estafet dan memperkecil rekor nasional," tegasnya.

Cabang Sepatu Roda Kembali Kibarkan Merah Putih




Emas Sepatu Roda: Nico Jitasabha (kiri) dan Johanes Wihardja

Cabang sepatu roda kembali mengibarkan bendera Merah Putih di posisi tertinggi. Dua emas tambahan dipersembahkan sepatu roda nomor 1.500 meter sprint putra dan putri, pagi ini, Minggu 13 November 2011.

Atlet Johanes Wihardja menjadi yang terbaik pada nomor 1.500 meter sprint putra. Dengan catatan waktu 2 menit 31,277 detik, atlet asal Riau tersebut berhasil unggul atas rekan senegaranya, Nico Jitasabha (2 menit 31,418 detik) yang meraih perak. Sedangkan medali perunggu diraih atlet Thailand, Natthapong Chansiri, dengan catatan waktu 2 menit 33,633 detik.

Sukses Indonesia pagi ini semakin lengkap setelah sebelumnya di nomor 1.500 meter putri, Sylvia sukses merebut medali emas dengan catatan waktu 2 menit 52,789 detik.
Medali perak diraih atlet Indonesia lainnya, Anindya Wening Melati dengan 2 menit 53,019 detik. Medali perunggu jatuh ke tangan atlet Singapura, Rui Jun Rebecca Chew, dengan torehan waktu 3 menit 15,632 detik.

"Bangga sekali Indonesia bisa berkibar. Sepatu roda memang cabang baru, tapi kami bisa memberikan banyak emas dan mudah-mudahan masih akan banyak lagi emas yang bisa kami sumbangkan," ujar Sylvia.

Hingga kini, cabang sepatu roda sukses meraih 6 emas atau sudah memenuhi target yang telah ditentukan Satlak Prima. Namun, sepatu roda berpeluang besar melebihi target tersebut. Nanti sore, wakil Indonesia kembali akan bertanding pada nomor 3.000 meter relay track, baik putra maupun putri.